Minggu, 31 Oktober 2010

Penting Sosialisasi Menjauhi Narkoba Untuk Pemuda

Seperti kita ketahui, pemuda adalah salah satu identitas bangsa yang akan menjadi penerus dan generasi bangsa. Seperti pernah dikatakan oleh seorang filsuf, bahwa siapa yang menguasai pemuda maka ia bisa menguasai masa depan.
Pemuda atau biasa kita sebut remaja berkisaran mulai dari usia 15-21 tahun. Pada usia seperti itu pemuda/remaja masih berada dalam emosi yang tinggi dan keadaan yang labil, mereka masih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk menemukan serta mengembangkan jati diri mereka dan cenderung memberontak. Maka dari itu pemuda /remaja berada pada usia yang rentan untuk mengikuti pergaulan disekitarnya. Bila tidak di arahkan maka akan berada pada jalan yang salah.
Pentingnya sosialisasi untuk menjauhi narkoba bagi pemuda adalah untuk memberitahukan kepada mereka baik buruknya hal tersebut. Karena dengan rasa ingin tahunya yang tinggi remaja tidak segan untuk mencoba merasakan apa itu yang disebut narkoba & pergaulan bebas.
Berikut adalah sebuah kisah tentang remaja yang terjebak narkoba dan tidak dapat disebutkan namanya :

"masa SMA adalah masa dimana seorang remaja baru mulai menghirup udara kebebasan, dimana rasa ingin tahu terhadap sesuatu sangat tinggi. Begitu juga yang dialami oleh X remaja pria berusia 16 tahun yang baru saja duduk dibangku SMA. Hobinya adalah bermain musik, tak lama masuk SMA dia ditawari oleh seniornya untuk itkut masuk kedalam band mereka. X berasal dari keluarga sederhana akan tetapi ayah & ibunya suka bertengkar.Bisa dibilang ia berasal dari keluarga yang broken home. Tapi ia berusaha untuk tidak perduli dengan permasakahan kedua orang tuanya, jika suasana hatinya sedang galau maka ia lebih baik pergi ngband dengan teman-teman bandnya. Hari-harinya banyak dilaluinya diluar rumah bersama teman-temannya yang kebanyakan seniornya disekolah. Suatu hari ketika pulang ngband, X menemui kedua orng tuanya yang sedang bertengkar hebat dirumah, tiba-tiba ayahnya memukul ibunya, X geram ketika melihat ibunya dipukul diapun ikut turut campur, tapi apa yang didapat ? ia malah mendapat pukulan keras dari ayahnya, X marah dan akhirnya kabur ke rumah teman sekelasnya yaitu E. Dirumah E dia menceritakan segala kejadian yang baru daja dialaminya. Tapi yang didapat malah E memberikannya sebuah pil yan gdibilangnya obat untuk menenangkan pikiran. Ternyata pil itu adalah ekstasi. Lepas dari hari itu X jadi kecanduan yang digunakannya bukan hanya ekstasi, tapi jg shabu dll. Sampai akhirnya ia sakit, dan begitu diperiksa ia terkena HIV. Begitu mendengar kabar tersebut, X merasa dunia runtuh dan hidup tak ada artinya lagi. Tapi keluarga dan teman-teman X terus mendukungnya untuk tetap semangat. "

Dapat diambil kesimpulan dari kisah diatas, bahwa keterjerumusan seorang anak bisa berasal dari beberapa faktor yang ada dilingkungan sekitarnya. Baik itu dari keluarga, teman-teman, maupun pribadi. Untuk itu sebagai orangtua alangkah lebih baik untuk dapat menuntun seorang anak tanpa terkesan mendikte si anak. Beri mereka imbauan untuk dapat memilih teman yang baik dan tidak terjerumus dengan pergaulan yang tidak baik. Berikan mereka petunjuk tentang buruknya penggunaan narkoba, ajak mereka seminar tentang Narkoba, sehingga mereka tahu bahwa narkoba bukanlah sesuatu yang dapat dijadikan penyelesaian atas semua masalah.
Continue Reading...

Sabtu, 30 Oktober 2010

Sosial Classes

Istilah kelas dalam sistem kedudukan masyarakat tidak selalu mempunyai arti yang sama. Ada beberapa kelas masyarakat yang memandang pengertian pelapisan sosial tersebut dari faktor uang, tanah, kekuasaan, dll. Tetapi ada juga yang melihatnya berdasarkan unsur ekonomis dan kehormatan,
Pada sebuah pelapisan sosial dan persamaan derajat dalam sebuah masyarakat, itu ada dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan terendah. Biasanya orang yang berada pada lapisan atas/derajatnya tinggi lebih dihargai oleh masyarakat dibanding dengan yang berada pada lapisan bawah/derajat rendah. Berikut adalah sebuah contoh kasus dari kejadian nyata tentang pelapisan sosial yang terjadi dalam masyarakat :

" Di sebuah kawasan perumahan, ada sebuah keluarga A yang bisa dibilang berasal dari keluarga kurang mampu, karena dari segi ekonomis keluarga ini kurang berkecukupan, dilihat dari faktor pekerjaan Kepala keluarga hanya seorang supir pribadi, dan hanya menempati rumah sederhana, keluarga ini bisa dibilang berada pada lapisan bawah/derajat rendah, di lain tempat ada sebuah keluarga B yang bisa dibilang adalah keluarga berada, karena dilihat dari segi ekonomis keluarga tersebut serba berkecukupan, keluarga tersebut memiliki sebidang tanah yang cukup luas untuk dijadikan areal rumah kontrakan, kemudian jabatan Kepala keluarga di pekerjaannya cukup tinggi, yakni sebagai Direktur, dilihat dari semua faktor tersebut keluarga ini bisa dibilang sebagai keluarga yang berada pada lapisan atas dan berderajat tinggi, sehingga keluarga tersebut memiliki kekuasaan yang lebih besar dari keluarga A."

dari sini kita pasti memiliki pandangan bahwa keluarga B mungkin tidak akan menghormati bahkan mnghargai keluarga A karena berdasarkan derajat, keluarga B pasti merasa mereka lebih diatas keluarga A. Padahal dimata Allah semua manusia memiliki derajat yang sama, yang membedakan hanya seberapa besar mereka beriman kepada Tuhannya. Bagaimana solusi agar perbedaan lapisan dalam masyarakat kita ini bisa terhapuskan ? agak sulit memang, karena masyarakat akan selalu melihat keluarga yang berasal dari keluarga yang terhormat yang memiliki kekuasaan akan lebih dihargai. Padahal tidak semua keluarga pada lapisan bawah bukan keluarga terhormat, karena untuk mengukur seberapa terhormat sebuah keluarga adalah berasal dari keluarga itu sendiri. Yaitu dengan bagaimana sebuah keluarga dapat berperilaku sopan dan santun, toleransi, saling menghargai, dan menjaga akhlak serta norma yang berlaku dalam bermasyarakat dan beragama.
Continue Reading...
 

Blogroll

Site Info

Text

discuss Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template